Sabtu, 19 Maret 2011

Selamat datang di Sejarah Lebah Sakti




 Lebah tidak akan mengganggu jika manusia tidak mengganggunya madunya bermanfaat bagi manusia

Pencak silat merupakan salah satu budaya asli bangsa Indonesia, dimana banyak pendekar dan pakar pecak silat meyakini bahwa masyarakat Melayu menciptakan dan menggunakan ilmu beladiri ini sejak masa prasejarah untuk menghadapi alam yang keras agar dapat survive (bertahan hidup).
Dikawasan Melayu dapat kita temukan beladiri pencak silat dengan berbagai macam istilah seperti bersilat, goyang, cekak di Semenanjung Malaya, Singapura, Thailand dan di Philipina digunakan istilah pasilat, hal ini membuktikan bahwa beladiri bersumber dari Indonesia. Di Indonesia baru mulai dipakai setelah berdirinya organisasi Pencak Silat Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Disisi lain, seiring dengan perkembangan pencak silatyang berakar dari budaya bangsa Indonesia maka pencak silat memiliki keanekaragamana ciri yang khas disetiap wilayah maupun propinsi.
Propinsi Sumatera Selatan memiliki banyak perguruan-perguruan pencak silat yang tersebar di Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan. Salah satunya adalah Persaudaraan Pencak Silat Lebah Sakti (PPSLS). Persaudaraan Pencak Silat Lebah Sakti ini sendiri berasal dari Dusun Kayu Ara Kecamatan Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin yang mulai diajarkan sejak tahun 1954-1974. Pada tahun 1982 berkembang di Palembang dengan nama Palembang Kayu Ara (PALKAR) dan tahun 1984 berubah nama menjadi Persaudaraan Pencak Silat Lebah Sakti dengan filosofi “Lebah Takkan Mengganggu Manusia Kecuali Manusia Mengganggunya, Madunya Bermanfaat Bagi Manusia” serta terus berkembang hingga saat ini.
Dari dua belas tarian yang diajarkan dapat dikembangkan berbagai jurus sesuai dengan kemampuan murid yang meliputi; sambung buang makan, makan buang sambut, jurus kuncian dan pembukaan kuncian, bantingan serta bergulung ditanah.
Terkait dengan perkembangan dan tuntunan dewasa atas insiatif dari Drs. Azhari Usman SMIA, pencak silat dimodifikasi sehingga menghasilkan satu varian tari lagi yang diberi nama GARAPUA (Gabungan Ramuan Purba Asli) sehingga jumlah tarian menjadi 13 macam tari yang diberi nama “Aliran Si Usin’ dan diperkaya juga dengan dimasukkan jurus tenaga dalam non fisik bagi murid yang dianggap telah siap Fisik maupun bathin.
Pada bulan Maret tahun 2005 telah diciptakan tujuh gerakan Pencak Silat Lebah Sakti oleh Bapak Drs. Azhari Usman SMIA dibantu oleh pelatih yaitu Fauzi M Haris dan Farid Wajdy SP, M.Si dan akan diajarkan kepada asisten pelatih serta murid yang disiapkan, yang akhirnya dijadikan gerakan wajib di persaudaraan Pencak Silat Lebah Sakti.
Tingkatan latihan di Persaudaraan Pencak Silat Lebah Sakti ini adalah sebagai
berikut :
1.      Pemula/Tat Idang (List Putih I)
2.      Tingkat Dua/Idang (List Putih II)
3.      Tingkat Tiga/Tat Madu (List Hijau I)
4.      Tingkat Empat/ Madu (List Hijau II)
5.      Tingkat Lima/Tat Tawon (List Kuning I)
6.      Tingkat Enam/Tawon (List Kuning II)
7.      Tingkat Tujuh/Tat Lebah (List Merah I)
8.      Tingkat Delapan/Lebah (List Merah II)
9.      Tingkat Lebah Hitam, Sialang dan Sialang Agung
Peningkatan dari List Kuning II (Tawon) ke lis Merah (lebah) dan seterusnya disyaratkan setiap anggota Persaudaraaan menciptakan sekurang-kurangnya lima jurus baru ciptaan sendiri dimana guru besar sialang akan menciptakan jurus tandingannya sehingga akan menambah hasanah serta ciri kas tersendiri yang hal ini menunjukkan bahwa persaudaraan Pencak Silat Lebah Sakti ini tidak mengenal istilah tamat belajar silat.
            Persaudaraan Pencak Silat Lebah Sakti ini telah masuk sebagai anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Cabang Palembang dengan Nomor 01/XI/1997 tanggal 3 November 1997 berdasarkan pendaftaran ulang Surat Keputusan Nomor 114/KPTS/IPSI CAB/1987 tentang Pengesahan Persaudaraan Pencak Silat Lebah Sakti sebagai anggota IPSI Kota Madya Palembang serta terdaftar juga di Dinas Sosial Politik pada masa tersebut.
Bertitik tolak dari pemikiran sejarah Lebah Sakti dan pengembangan bela diri pencak silat di tanah air khususnya di Propinsi Sumatera Selatan Kota Palembang,  serta dalam upaya mendukung Program Pemerintah Indonsia bangkit dan Sumatera Selatan Bangkit serta melestarikan salah satu budaya asli bangsa Indonesia, tidaklah berlebihan jika kita melestarikan seni beladiri dari leluhur kita untuk menciptakan pesilat-pesilat handal dan tangguh yang dapat mengharumkan Propinsi Sumatera Selatan baik di tingkat Nasional maupun Internasional.

TES2

sdsdsds

TES

fsafadfadf